Oleh : Buya H. Masoed Abidin
Generasi anak bangsa ini mesti menjauhkan diri dari perilaku yang
dimarahi Allah. Berperangai bebas tanpa arah akan mengundang musibah dalam
kehidupan. Mengerjakan yang diwajibkan dan meninggalkan yang dilarang berarti
berupaya menjauhkan diri dari kemaksiatan. Guna mengatasi problematika sosial
yang terjadi kini dapat dilakukan dengan berbagai upaya. Diantaranya melakukan
tazkiyah nafs (pembersihan diri) dengan teratur memantapkan iman (tauhid
uluhiyah). Kemudian melaksanakan Ibadah yang berdisiplin wujud dari
tauhid rububiyah. Selanjutnya dilakukan Wirid yang berkesinambungan,
menjaga Shalat berjamaah, dan ibadah sunat yang teratur, seperti qiyamullail,
shaum, dan lainnya. Dalam kehidupan mesti dipelihara interaksi intensif
(silaturahim yang terjaga) ditengah masyarakat. Semua pengupayaan ini akan
menjadi kekuatan untuk mengantisipasi berkembangnya maksiat.
Masalah besar hari ini adalah gaya hidup mulai mengarah kepada
pengagungan materi (materialistik)
dan suka menghindari supremasi agama. Beban sosial ini makin berat karena
keinginan mengejar kesenangan indera atau ittiba’ hawahu dalam hanya
mencari kenikmatan badani (hedonistik). Akibatnya terjadiulah
penyimpangan dari budaya luhur (ABS-SBK) dan dampak lebih jauh adalah interaksi
kebudayaan mulai vulgar mengarah kepada Kriminalitas, Sadisme, Krisis
moral. Dunia pendidikan kita juga digoncangkan oleh fenomena vandalistik dengan
marak terjadi tawuran pelajar, kebiasaan
a-susila, kecabulan, pornografi, pornoaksi makin meluas dan asyik menyelami
black-magic, percaya mistik, hipnotisme, kecanduan madat dan narkoba.
Mengatasi semuanya hanyalah mungkin dengan mengambil Keutamaan Ajaran
Agama membangun masyarakat kuat saling bekerjasama, mempunyai sikap kasih
mengasihi dengan ukhuwwah yakni kesaudaraan dan mahabbah kasih
sayang sesama karena mencintai Allah Maha Kuasa serta bersikap ta’awun
saling bantu membantu dalam kebaikan dan kemashlahatan ummah. Pelecehan Nilai
nilai luhur kehidupan selalu terjadi, ketika agama tidak di amalkan secara
benar dan ujungnya kekuatan ummat menjadi lemah. Peran manusia diciptakan adalah untuk
mengabdi dengan berbuat kebajikan kebajikan. Keberadaan manusia di permukaan
bumi adalah untuk mengabdi kepada keutamaan perintah Allah saja.
Ibadah adalah mematuhi Allah dengan cara tazkiyah nafs melalui peningkatan ilmu dan zikrullah.
Kemudian dengan tazkiyah maliyah melalui kebahagiaan dalam memberi
shadaqah, infaq dan zakat. Dilanjutkan dengan tazkiyah amaliah berupa niyat
lillahi ta’ala. Peringatan agama menyebutkan, “Dunia itu manis dan hijau.
Siapa yang berusaha memperoleh harta di dunia di jalan yang halal dan
membelanjakannya menurut patutnya, niscaya orang itu diberi pahala oleh Allah
dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Siapa yang mengusahakan harta di dunia tidak
di jalan yang halal dan dinafkahkannya tiada menurut patutnya, niscaya Allah
akan menempatkan orang itu di kampung kehinaan. Tidak sedikit orang yang
menyelewengkan harta Allah dan Rasul-Nya memperoleh neraka di hari
kiamat.” (HR. Baihaqy dari Ibn
Umar).
Memahami dan membangun kehidupan dunia yang penuh arti mesti dilakukan
dengan kesadaran tinggi baik secara perorangan maupun lembaga masyarakat serta
badan pemerintahan. Tidak dapat diabaikan bahkan menjadi kewajiban semua pihak
membentuk Generasi berbudi luhur – akhlakul
karimah -- dan beriman taqwa kepada Allah. Tugas utama adalah mencetak
generasi unggul yang memiliki keperibadian ; Salimul Aqidah
(Aqidahnya bersih), Shahihul Ibadah (Ibadahnya benar), Matinul Khuluq
(akhlaqnya kokoh), Qowiyyul Jismi (fisiknya kuat), Mutsaqqoful Fikri
(intelektual dalam berfikir), Mujahadatul Linafsihi (punya semangat
juang dalam melawan hawa nafsu). Untuk meraih itu semua maka pembentukan akhlak umat tak boleh
diabaikan sesuai kaidah ushul “ sesuatu perkara yang menyebabkan sesuatu
kewajiban tidak akan dapat disempurnakan kecuali dengannya maka perkara
tersebut adalah wajib juga hukumnya.”
Pencemaran jiwa terjadi disebabkan oleh dorongan keinginan hendak memenuhi
kehendak nafsu semata. Maka menjaga kesuburan Nafs dengan Ibadah teratu dan amalan baik
sepanjang masa serta zikrullah setiap waktu akan menentramkan jiwa. Sabda
Rasulullah “ Sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal mudhghah (benda
darah), jika ia sehat maka baiklah
seluruh jasad, dan jika ia fasad maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa
ia adalah hati .. “ Menjaga Hati
senantiasa bersih (yaqazah) dengan menjauhi maksiat serta senantiasa bertaubat
menghapus kesalahan dari perilaku maksiat dengan memelihara kethaatan membentuk
jiwa jauhari bijak berhikmah dan sadar berkesaudaraan.
Kehidupan di Dunia sebagai tempat beramal mesti diisi dengan kebaikan
kebaikan dan mengerjakan yang diperintah serta menghindari apapun yang
dilarang. Kekayaan sesungguhnya ada pada kepatuhan. Sabda Rasul mengingatkan, “Tunaikanlah
apa yang diwajibkan Allah kepadamu, niscaya kamu menjadi orang yang paling
banyak ibadat. Jauhilah apa yang dilarang Allah kepada kamu mengerjakannya,
niscaya kamu menjadi orang yang paling cermat. Relalah menerima apa yang
dibagikan Allah kepadamu, niscaya kamu menjadi orang yang paling kaya.”
(HR.Ibnu ‘Adi dari Ibnu Mas’ud). Peringatan Nabi ini menganjurkan untuk selalu
Ikhlas dan setia dalam pembimbingan zikrullah. “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman:
Aku bersama (menolong) hamba-Ku, selama dia menyebut (mengingat) Aku dan masih
bergerak bibirnya menyebut nama-Ku.”
(HR. Ahmad dari Abu Hurairah).
Semoga kita semua mampu menjaga hati dan mengendalikan tindakan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar